Kamis, 18 September 2014

Laporan Bacaan “Kepemimpinan yang Berani” oleh Bill Hybels, AGUS



Nama              : Agus Sriyanto
Semester         : VII
M. Kuliah       : Kepemimpinan
Dosen              : Pdt. Waharman
Tugas              : Laporan Bacaan “Kepemimpinan yang Berani” oleh Bill Hybels

Selama tiga puluh tahun Bill menahan diri untuk memulai menulis buku ini. Pengalamannya memimpin di Willow Creek Community Church selama kurun waktu tersebutlah yang memotivasinya untuk menulis buku ini. Dalam penuturannya sendiri Bill mengatakan bahwa tidak ada buku yang dia tulis dengan begitu bersemangat kecuali buku ini. Kenapa Bill harus menahan diri? Karena menurutnya ia belum siap, ada banyak hal yang menurutnya harus dijalani terlebih dahulu sehingga ia beroleh “bumbu” untuk penulisan buku ini. “Bumbu” yang dimaksud adalah termasuk berbagai kesalahan yang ia lakukan semasa ia memimpin.
 Ada satu tokoh semasa Bill kuliah yang ikut memberikan andil dalam pembentukan visinya beliau adalah seorang profesor, Dr. Gilbert Bilezekian. Profesor tersebut mengingatkannya akan komunitas gereja di abad pertama di mana semua anggota jemaat begitu melebur, tanpa dinding, dan semakin hari semakin banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan. Latar belakang yang lain adalah keyakinan Bill pada kekuatan gereja lokal. Lewat buku ini Bill berharap agar siapapun yang membacanya dapat menerapkan dan mengembalikan gereja si pembaca seperti tujuan gereja yang mula-mula: suatu kekuatan yang tidak dapat dikalahkan oleh kuasa kegelapan.

Pesan dari Buku
Para pemimpin 360 derajat tidak hanya mengarahkan bakat kepemimpinannya ke Selatan yaitu ke orang-orang yang dibimbingnya. Mereka juga belajar memimpin ke Utara yaitu dengan mempengaruhi orang-orang yang memiliki otoritas diatas mereka, dan juga memimpin ke Barat dan ke Timur dengan memberikan dampak pada rekan se level mereka. Tetapi yang paling penting, mereka belajar bagaimana menjaga jarum kompas agar tetap di tengah dengan memimpin diri mereka sendiri – dengan menjaga kehidupan mereka tetap pada jalurnya sehingga mereka bisa tetap menyediakan arah yang maksimal untuk orang lain. Ini adalah buku yang paling penting yang pernah ditulis olehnya, Bill Hybels membagikan apa yang telah ia pelajari tentang kepemimpinan Kristen dalam masa 30 tahun menggembalakan Willow Creek.

            “Kepemimpinan yang Berani” menawarkan strategi yang telah terbukti dan terus diperbaharui. Lebih dari itu, buku ini juga memberikan inti dari kepemimpinan Kristen yang paling terkemuka  komitmennya yang kuat pada penginjilan dan pemuridan dan semangatnya untuk menginspirasi rekan-rekan sesama pemimpin gereja sama seperti ia tetap menjaga dirinya untuk terus bertumbuh sebagai seorang pemimpin.

Inti tulisan
Ada 12 bab isi keseluruhan dari buku ini. Kedua-belas bab tersebut adalah sebagai berikut:
I. Resiko-resiko kepemimpinan
Bab ini dibuka dengan peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001 yang menimpa World Trade Center. Bab ini juga mengingatkan pembaca bahwa gereja setempat adalah harapan dunia. Supaya gereja bisa menjadi harapan dunia harus ada pemimpin yang berkarunia yang mau memberikan visinya bagi gereja.

II. Senjata seorang pemimpin yang paling ampuh
            Bab ini mengingatkan bahwa visi adalah senjata seorang pemimpin yang paling ampuh. Ada yang menarik dalam bab ini ketika Bill mengandaikan jika Bob Pierce, pendiri World Vision mengabaikan anak-anak yang kelaparan karena waktu itu Bob hanya seorang diri. Ternyata Bob tidak mengabaikan visi yang Allah berikan padanya.

III. Kepemimpinan Aktif
Bab ini berusaha memberikan beberapa arahan bagaimana mengubah suatu visi ke dalam tindakan. Bagaimana visi mulai dimurnikan, tujuan mulai ditetapkan, membagikan visi itu, dan mencari orang-orangnya.

IV. Membangun tim impian
            Inti sebenarnya adalah membangun komunitas yang dekat dengan hati seorang pemimpin. Untuk membangun sebuah tim langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan tujuan tim, kemudian menentukan kriteria tim. Setelah menentukan kriteria dimulailah melihat kompetensi yang dibutuhkan. Namun dalam bab ini juga dijelaskan bahwa selain kriteria dan kompetensi tetap dibutuhkan kecocokan antar anggota tim.
Bab ini juga menegaskan bahwa tim yang baik akan berhasil jika dipimpin oleh pemimpin yang baik pula. Tanpa pemimpin yang baik sebuah tim tidak akan dapat berkembang dan menghasilkan.

V. Ditantang mengelola sumber daya
Ujian terhadap keberanian seorang pemimpin sebenarnya yang dibahas daam bab ini. Segala hal mengenai keuangan, berbagai kisah-kisah Bill bertahan dalam posisi keuangan yang sulit, dan beberapa kebenaran yang ia bagikan mengenai sumber daya ada dalam bab ini.
Bab ini juga memberikan beberapa pedoman untuk merekrut staf gereja. Mendapatkan staf yang kompeten, memberikan penghargaan kepada staf dan beberapa prinsip bahwa pelayan haruslah memperoleh imbalan yang sesuai dengan pelayanannya.

VI. Mengembangkan para pemimpin yang sedang bangkit
Ada 3 fase yang harus dilewati untuk pengembangan kepemimpinan yang sedang bangkit yaitu: mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit, menanamkan investasi dalam pengembangan para pemimpin yang sedang bangkit, dan mempercayakan tanggung jawab pada para pemimpin yang sedang bangkit.
Dalam bab ini juga dibahas mengenai kualitas yang Bill cari dalam mengidentifikasi para pemimpin yang sedang bangkit yaitu: pengaruh, karakter, keahlian, semangat, dan kecerdasan.
Bab ini juga mengajak pembaca untuk mulai mengidentifikasi rencana pengembangan kepemimpinan masing-masing melalui 3 fase tersebut. Bill juga kembali menegaskan bahwa kepemimpinan ada dalam kondisi terbaik saat melihat banyak orang menjadi pemimpin baru dalam keefektifan mereka.

VII. Menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan anda sendiri
Bab ini membahas 10 gaya kepemimpinan. Dari gaya visionaris sampai gaya kepemimpinan yang menjembatani. Inti sebenarnya dari bab ini adalah memberikan kunci menuju kepemimpinan yang berpengaruh besar melalui penemuan dan pengembangan gaya kepemimpinan. Bill menawarkan empat langkah untuk hal ini.

VIII. Indera keenam seorang pemimpin
Di sini kita diajak untuk belajar tentang sumber-sumber yang bisa kita gunakan untuk mengambil keputusan. Ada empat sumber data: keyakinan diri, dari pengalaman pemimpin lain/ konsultasi dengan para mentor, kisah-kisah yang penuh penderitaan, dan Roh Kudus.

IX. Seni memimpin diri sendiri
Bab ini mengajar tentang seorang pemimpin 360 derajat dimana ada arah Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Utara berbicara mengenai orang-orang di atas kita, Selatan berbicara mengenai orang-orang yang dalam tanggung jawab kita, dan Barat – Timur berbicara mengenai rekan-rekan sesama pemimpin.
Dalam bab ini Bill juga mengajak agar para pemimpin mengajukan beberapa pertanyaan pada diri sendiri secara berkala untuk menjaga agar tetap konsisten.

X. Doa seorang pemimpin
Dalam bab ini ada berbagai permohonan doa agar Tuhan mau membentuk diri kita seturut beberapa contoh pemimpin yang berkarakter seperti: Daud, Yonatan, Yusuf, Yosua, Ester, Salomo, Yeremia, Nehemia, Petrus, dan Paulus.

XI. Jalan hidup Sang pemimpin
Di sini kita diajak untuk membangun jalan spiritual yaitu relasi yang vital bersama Allah. Ada beberapa jalur untuk membangun jalan tersebut: jalur relasional, jalur intelektual, jalur pelayanan, jalur kontemplatif, jalur aktivis, jalur penciptaan, dan jalur ibadah. Bill mengajak kita menemukan jalur kita sendiri dan mendalami jalur tersebut. Setelah itu kita bisa membantu orang lain menemukan jalur mereka.

XII. Mengembangkan semangat yang tak pernah pudar
Bab ini mengajak kita untuk mempertahankan tujuan dengan beberapa cara: memastikan kembali panggilan kita, mengembangkan keberanian untuk berubah, menemukan orang-orang yang dapat diandalkan, dan bertahan dengan sudut pandang yang abadi.

           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar